Masalah gigi berlubang pasti pernah di alami oleh setiap orang. Baik itu pada usia balita, anak-anak, hingga orang dewasa. Hal ini dikarenakan, masalah gigi berlubang tidaklah memandang usia orang tersebut. Penyebab gigi berlubang ini muncul juga angat banyak, mulai dari terlalu banyak mengkonsumsi yang manis-manis, malas untuk membersihan gigi atau menggosok gigi, dan lai-lain.
Masalah gigi berlubang ini bahkan juga dialami oleh ibu hamil dan itu sangat berbahaya. Tahukah Anda apa saja bahaya gigi berlubang bagi ibu hamil? Berikut ini, beberapa akibat atau bahaya yang ditimbulkan gigi berlubang pada ibu hamil
- Menghambat perkembangan Janin
Bukan hanya pada ibu hamil. Bahaya gigi berlubang bagi ibu hamil ini juga dapat membahayakan sang janin atau calon bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang diterima oleh janin. Saat sedang mengalami sakit gigi tentu akan menggangu selera makan. Hal tersebut bukan hanya dialami oleh ibu hamil saja, namun pasti setiap orang.
Selera makan yang terganggu itulah, membuat ibu hamil enggan untuk memakan dan meminum sesuatu. Hal itulah yang menyebabkan janin kekurangan asupan nutrisi dan berdampak pada terhambatnya perkembangan janin.
- Tumor jaringan gusi
Bahaya gigi berlubang bagi ibu hamil selanjutnya yaitu tumor jaringan gusi. Keluhan yang muncul dari penyakit ini yaitu kesulitan dalam berbicara, timbul rasa nyeri, dan area gusi sakit saat memakan dan menelan sesuatu.
- Radang jaringan penyangga gigi
Bahaya gigi berlubang terakhir yang dapat diberikan kepada Anda yaitu radang jaringan penyangga gigi. Apabila ibu hamil mengalami gigi berlubang dan dibiarkan terlalu lama, maka dapat menimbulkan radang jaringan peyangga gigi. Gejala tersebut biasa dikenal dengan nama sakit gusi. Hal ini terjadi karena infeksiyang parah pada gusi yang menghancurkanjaringan penyangga gigi.
Hal tersebut berakibat adanya pendarahan pada gusi. Selain pendarahan pada gusi juga berakibat munculnya berbagai macam infeksi pada area mulut Anda. Bahkan rada jaringan penyangga gigi ini juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur pada bayi.