Sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk muslim yang besar, Indonesia memiliki banyak lembaga pendidikan berbasis agama Islam. Beberapa lembaga pendidikan tersebut memiliki status sebagai lembaga pendidikan negeri. Sedangkan yang lainnya berstatus swasta. Salah satu lembaga pendidikan swasta yang mempunyai andil besar dalam pendidikan adalah pondok pesantren (ponpes). Ada banyak ponpes di Indonesia yang telah berdiri selama puluhan bahkan ratusan tahun. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang ingin mempelajari agama Islam secara penuh. Salah satu ponpes yang sudah berdiri lama serta memiliki peran penting dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu Ponpes Lirboyo. Lantas, bagaimana perkembangan dari Ponpes Lirboyo serta apa saja program pendidikan yang disediakan di ponpes tersebut?
Sejarah dan Program Pendidikan Ponpes Lirboyo
Ponpes Lirboyo merupakan sebuah pesantren yang terletak di Desa Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Sejarah Ponpes Lirboyo dimulai dari menetapnya KH Abdul Karim di desa Lirboyo yang kemudian mendirikan sebuah pondok pesantren. Secara resmi, Ponpes Lirboyo berdiri pada tahun 1910. Ponpes Lirboyo memiliki tujuan untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat luas serta mendidik generasi penerus bangsa agar memiliki pengetahuan Islam serta berakhlak mulia. Selain itu, Ponpes Lirboyo juga memiliki peran penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Salah satunya adalah banyaknya santri yang turut serta dalam pertempuran 10 November di Surabaya. Hingga saat ini, Ponpes Lirboyo berkembang menjadi salah satu rujukan ponpes bagi seluruh masyarakat Indonesia. Saat ini, Ponpes Lirboyo dipimpin oleh KH. M. Anwar Manshur.
Ponpes Lirboyo mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya cabang pondok yang tersebar. Setiap pondok cabang memiliki kebijakan masing – masing. Akan tetapi, semua pondok cabang harus menaati aturan dan arahan BPK-P2L. Beberapa pondok cabang dari Ponpes Lirboyo adalah Pondok Pesantren Haji Mahrus (PPHM), Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat (P3HM), Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat (P3HM), Pondok Pesantren Al Ihsan, Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat Al Qurโaniyyah (HMQ), Pondok Pesantren Putra Al Baqoroh, dll.
Ponpes Lirboyo juga memiliki komitmen untuk menjalankan program pendidikan tinggi di bidang agama. Hal ini ditandai dengan berdirinya Institut Agama Islam Tribakti (IAIT). Perguruan Tinggi ini berdiri pada tanggal 30 April 1966 oleh KH. Mahrus Aly yang juga merupakan Pengasuh Ponpes Lirboyo. Saat didirikan IAIT memiliki dua fakultas yaitu Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah. Hingga saat ini, IAIT memiliki 3 fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah, Fakultas Dakwah, Fakultas Syariah, dan 1 program Pascasarjana. Selain mendirikan sebuah perguruan tinggi di bidang agama Islam, Ponpes Lirboyo juga memiliki metode pengkajian kitab yang unit. Salah satunya adalah metode Sorogan. Metode ini mengharuskan para santri untuk membacakan materi ajar di hadapan seorang guru. Nantinya, guru tersebut akan memberikan koreksi dan tashih. Metode yang lain adalah Bandongan. Metode ini mengharuskan guru untuk membacakan materi yang diajarkan. Setelah itu, para santri akan mencatat dan memahami materi tersebut.
Pakaian Khusus Santri
Umumnya, setiap ponpes memiliki kebijakan dan aturan masing – masing mengenai pakaian yang dikenakan. Sebagai contoh, pakaian bagi santri laki – laki merupakan sarung panjang dengan baju koko serta peci songkok. Mereka bisa memilih jenis pakaian dan peci songkok mana yang nyaman untuk dikenakan sehari – hari dalam setiap kegiatan di ponpes. Sebagai contoh, untuk mengenakan peci songkok yang nyaman, mereka bisa mendapatkannya di agen peci kopiah songkok.