Masa kehamilan memang sering kali dapat memicu berbagai keluhan, dan biasanya lebih berkesan ke efek yang tidak menyenangkan. Keluhan-keluhan yang sering dirasakan oleh ibu hamil diantaranya adalah tekanan yang mulai dapat dirasakan. Mulai dari area punggung, perut, bahkan area bahu. Disamping itu, berat badan yang semakin bertambah juga menimbulkan beberapa keluhan.
Khususnya pada punggung bagian bawah, yang merupakan sendi penopang utama dalam tubuh. Dan salah satu opsi untuk meringankan keluhan tersebut adalah dengan cara memijat. Pijat ibu hamil sendiri dapat dilakukan dengan tujuan untuk meringankan rasa sakit, atau rasa tidak nyaman. Agar bisa mendapatkan kerileksan dalam beraktifitas kembali.
Namun solusi ini sering kali menjadi bahan pertanyaan. Karena masih ada banyak orang yang meragukan dengan opsi tersebut. Sehingga dengan hal ini muncul ketidakpastian akan fakta-fakta yang dinilai masih meragukan. Berikut informasi detailnya!
Bolehkah Ibu Hamil Muda Diurut Atau Dipijat?
Secara umum, proses pemijatan sendiri memiliki banyak manfaat yang baik untuk tubuh kita. Selain bisa meredakan rasa nyeri, pemijatan pada tubuh juga memiliki banyak manfaat lain untuk meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh manusia. Bahkan menurut penelitian juga mengungkapkan bahwa pijat juga bisa membantu proses releksasi, dan mengurangi stress. Lantas bolehkah ibu hamil muda diurut?
Sementara itu, pijat yang ditujukan kepada ibu-ibu hamil juga dapat memberikan banyak manfaat yang positif. Seperti halnya dapat menurunkan ketegangan, menurunkan tingkat hormone stress, meringankan rasa nyeri punggung, hingga dapat pula untuk memperbaiki mood. Namun tidak semua ibu dalam masa hamil boleh melakukan pijatan tersebut.
Hal ini hanya disarankan untuk para ibu-ibu hamil dengan kondisi kesehatan tertentu. Jika mengalami mual dan muntah pada masa-masa tersebut. Alangkah lebih baiknya untuk dihindarkan dari proses perawatan terlebih dahulu. Sedangkan proses pemijatan ibu hamil sendiri mulai dianjurkan saat masa usia kehamilan 12 minggu. Atau masa-masa memasuki suia kehamilan transmester kedua.
Lalu hindari kembali pemijatan pada usia kehamilan 32 minggu ke atas, karena proses pemijatan di usia tersebut dapat memungkinkan proses pemercepatan masa persalinan. Jadi setiap tahap pemijatan pada ibu hamil harus benar-benar diperhatikan. Mengingat hal ini menyangkut keamanan sang ibu dan sang janin saat proses kehamilan.
Itulah fakta pemijatan untuk ibu hamil, yang bisa memberikan banyak manfaat. Namun juga bisa menimbulkan resiko jika tidak dalam kondisi yang benar. Secara medis dan penelitian memang sangat dianjurkan, namun tetap harus melihat pada kondisi sang ibu dan janin.